Sentimen antisemitisme Martin Luther

Halaman judul asli Tentang Kaum Yahudi dan Kebohongan-Kebohongan Mereka, karya Martin Luther tahun 1543.

Luther menulis hal-hal negatif seputar kaum Yahudi di sepanjang kariernya.[196] Kendati Luther jarang berjumpa dengan orang-orang Yahudi selama hidupnya, sikap-sikapnya dianggap merefleksikan suatu tradisi teologis dan kultural yang melihat mereka sebagai suatu bangsa yang ditolak kerana bersalah atas pembunuhan Kristus, dan beliau tinggal di suatu wilayah yang pernah mengusir orang-orang Yahudi sekitar sembilan puluh tahun sebelumnya.[197] Beliau menganggap orang-orang Yahudi para penghujat dan pembohong kerana mereka menolak keilahian Yesus.[198] Pada 1523, Luther memberikan nasihat agar menunjukkan kebaikan hati kepada orang-orang Yahudi dalam Bahwa Yesus Kristus Lahir sebagai Seorang Yahudi karyanya dan juga bermaksud untuk mengonversi mereka ke dalam iman Kristen.[199] Ketika upaya-upayanya untuk melakukan konversi tidak berhasil, beliau semakin sengit terhadap mereka.[200]

Karya-karya utama Luther terkait kaum Yahudi adalah risalahnya yang berisikan 60.000 kata dengan judul Von den Juden und Ihren Lügen (Tentang Kaum Yahudi dan Kebohongan-Kebohongan Mereka), dan Vom Schem Hamphoras und vom Geschlecht Christi (Tentang Nama Suci dan Silsilah Kristus), keduanya dipublikasikan pada tahun 1543, tiga tahun sebelum wafatnya.[201] Luther berargumen bahawa kaum Yahudi bukan lagi bangsa pilihan, melainkan "bangsa iblis", dan menyebut mereka dengan bahasa kasar.[202][203] Dengan mengutip Ulangan 13, yang mengisahkan Musa memerintahkan pembunuhan para penyembah berhala serta pembakaran kota dan harta mereka sebagai suatu persembahan kepada Tuhan, Luther menyerukan suatu "scharfe Barmherzigkeit" ("belas kasihan yang keras") terhadap kaum Yahudi "untuk melihat apakah kita dapat menyelamatkan setidaknya beberapa di antaranya dari lautan api yang menyala-nyala."[204] Luther memberikan dukungan untuk membakar sinagoge-sinagoge, menghancurkan buku-buku doa Yahudi, melarang para rabi berkhotbah, menyita kepemilikan dan wang kaum Yahudi, serta meruntuhkan rumah-rumah mereka, sehingga "cacing-cacing beracun" itu perlu melakukan kerja paksa ataupun diusir "untuk selamanya".[205] Menurut sejarawan Robert Michael, kata-kata Luther "Kita bersalah bila tidak membunuh mereka" merupakan suatu persetujuan untuk melakukan pembunuhan.[206] "Kemarahan Tuhan terhadap mereka begitu intens," tutup Luther, "sehingga belas kasihan yang lembut hanya akan menjadikan mereka lebih buruk, sedangkan belas kasihan yang keras akan membarui mereka, tetapi sedikit. Oleh kerana itu, dalam hal apapun, singkirkan mereka!"[204]

Luther berbicara menentang kaum Yahudi di Sachsen, Brandenburg, dan Silesia (Schlesien).[207] Josel dari Rosheim, juru bicara Yahudi yang berupaya untuk membantu orang-orang Yahudi Sachsen pada tahun 1537, kelak menimpakan kesusahan mereka pada "imam yang bernama Martin Luther—semoga tubuh dan jiwanya terikat di neraka!—yang menulis dan mengeluarkan banyak buku sesat yang di dalamnya beliau mengatakan bahawa siapa saja yang membantu orang-orang Yahudi ditakdirkan untuk mengalami kebinasaan."[208] Josel meminta kota Strasbourg untuk melarang penjualan karya-karya tulis Luther yang anti-Yahudi: awalnya mereka menolak, namun melakukannya ketika seorang pendeta Lutheran di Hochfelden dalam khotbahnya mendesak jemaatnya untuk membunuh orang-orang Yahudi.[207] Pengaruh Luther tetap bertahan setelah wafatnya. Sepanjang tahun 1580-an, terjadi kerusuhan-kerusuhan yang menyebabkan pengusiran orang-orang Yahudi dari beberapa negara Lutheran Jerman.[209]

Luther merupakan penulis yang paling banyak dibaca karyanya dari generasinya, dan di Jerman beliau beroleh status seorang nabi.[210] Menurut pandangan yang berlaku umum dalam kalangan sejarawan,[211] retorikanya yang anti-Yahudi memberikan kontribusi yang signifikan pada perkembangan antisemitisme di Jerman,[212] dan pada tahun 1930-an sampai 1940-an memberikan suatu "fondasi yang ideal" bagi serangan-serangan Nazi terhadap kaum Yahudi.[213] Reinhold Lewin menuliskan bahawa siapa saja yang "menulis melawan kaum Yahudi kerana alasan apapun percaya bahawa beliau mempunyai hak untuk membenarkan dirinya sendiri dengan penuh kemenangan menyebut Luther." Menurut Michael, hampir semua buku anti-Yahudi yang dicetak dalam periode Reich Ketiga berisikan referensi-referensi dan kutipan-kutipan dari Luther. Heinrich Himmler (yang dibesarkan dalam iman Katolik dan kelak meninggalkannya) dengan rasa kagum menuliskan karya-karya tulis dan khutbah-khutbah Luther tentang kaum Yahudi pada tahun 1940.[214] Kota Nürnberg (Nuremberg) menyajikan satu edisi pertama |Tentang Kaum Yahudi dan Kebohongan-Kebohongan Mereka kepada Julius Streicher, editor surat kabar Nazi Der Stürmer, bertepatan dengan hari ulang tahunnya pada 1937; surat kabar tersebut mendeskripsikannya sebagai risalah anti-Semit yang paling radikal yang pernah diterbitkan.[215] Karya tulis tersebut dipamerkan kepada publik dalam sebuah kotak kaca pada reli-reli Nuremberg serta disitir dalam suatu penjelasan Hukum Arya setebal 54 halaman oleh Dr. E.H. Schulz dan Dr. R. Frercks.[216]

Pada 17 Desember 1941, tujuh konfederasi regional gereja Protestan mengeluarkan suatu pernyataan yang menyetujui kebijakan memaksa orang-orang Yahudi untuk mengenakan lencana kuning, "kerana setelah pengalamannya yang pahit Luther telah menyarankan langkah-langkah pencegahan terhadap kaum Yahudi dan pengusiran mereka dari wilayah Jerman." Menurut Daniel Goldhagen, seorang uskup Protestan terkemuka bernama Martin Sasse memublikasikan suatu ringkasan dari tulisan-tulisan Luther sesaat setelah peristiwa Kristallnacht, yang karenanya Diarmaid MacCulloch, Profesor Sejarah Gereja di Universitas Oxford, berpendapat bahawa tulisan Luther merupakan suatu "cetak biru".[217] Sasse memuji pembakaran sinagoge-sinagoge dan peristiwa yang tak terduga itu, menulis dalam bagian pengantar, "Pada tanggal 10 November 1938, pada hari ulang tahun Luther, sinagoge-sinagoge sedang terbakar di Jerman." Menurutnya, bangsa Jerman seharusnya mengindahkan perkataan "antisemit pada masanya, pemberi peringatan dalam bangsanya terhadap kaum Yahudi."[218]

"Terdapat suatu perbedaan besar antara keyakinannya akan keselamatan dan suatu ideologi rasial. Namun demikian, agitasinya yang menyesatkan mendatangkan hasil yang jahat sehingga Luther ditakdirkan menjadi salah seorang dari 'bapa-bapa gereja' anti-Semitisme dan karenanya menyediakan materi bagi kebencian modern terhadap orang-orang Yahudi, menyelubungi itu dengan otoritas sang Reformis."

Perdebatan dalam kalangan akademisi seputar pengaruh Luther berpusat pada pertanyaan apakah anakronistik memandang karyanya sebagai pelopor antisemitisme rasial Nazi. Beberapa akademisi melihat bahawa pengaruh Luther terbatas, dan penggunaan karyanya oleh Nazi bersifat oportunistik. Johannes Wallmann berpendapat kalau tulisan-tulisan Luther yang menentang kaum Yahudi kebanyakan diabaikan pada abad ke-18 dan ke-19, serta tidak ada kesinambungan antara pemikiran Luther dengan ideologi Nazi.[219] Uwe Siemon-Netto senada dengannya, dengan alasan bahawa itu kerana Nazi telah menganut pandangan anti-Semit sehingga mereka menghidupkan kembali karya Luther.[220][221] Hans J. Hillerbrand sepakat bahawa berfokus pada Luther berarti mengadopsi suatu perspektif yang pada dasarnya ahistoris seputar antisemitisme Nazi dengan mengabaikan faktor-faktor penyebab lainnya dalam sejarah Jerman.[222] Roland Bainton, sejarawan gereja dan biograf Luther, menulis: "Orang dapat berharap kalau Luther telah meninggal sebelum [Tentang Kaum Yahudi dan Kebohongan-Kebohongan Mereka] sempat ditulis. Posisinya benar-benar bersifat religi dan sama sekali bukan rasial."[223][224]Namun, Christopher J. Probst, dalam buku Demonizing the Jews: Luther and the Protestant Church in Nazi Germany (2012) karyanya, memperlihatkan bahawa sejumlah besar teolog dan rohaniwan Lutheran Jerman selama Reich Ketiga Nazi menggunakan publikasi-publikasi Luther yang mengandung permusuhan terhadap kaum Yahudi, dan agama Yahudi mereka, untuk membenarkan setidaknya sebagian kebijakan anti-Semit dari kalangan Sosialis Nasional (Nazi).[225]

Beberapa akademisi, seperti Mark U. Edwards dalam buku Luther's Last Battles: Politics and Polemics 1531–46 (1983) karyanya, mengemukakan bahawa kerana pandangan-pandangan Luther yang semakin antisemitik berkembang selama tahun-tahun kesehatannya memburuk, terdapat kemungkinan kalau pandangan-pandangannya itu setidaknya sebagian dihasilkan dari suatu keadaan pikiran. Edwards juga berkomentar kalau Luther sering secara sengaja menggunakan "kevulgaran dan kekerasan" demi mengesankan publik, baik dalam tulisan-tulisannya yang mengecam orang-orang Yahudi mahupun dalam cacian-caciannya terhadap "bangsa Turki" (Muslim) dan umat Katolik.[226]

Sejak tahun 1980-an, denominasi-denominasi Lutheran telah menolak pernyataan-pernyataan Martin Luther terhadap kaum Yahudi dan telah menentang penggunaan semuanya itu untuk membangkitkan kebencian terhadap umat Lutheran.[227][228] Suatu survei pada tahun 1970 yang dilakukan oleh Strommen dkk., dengan sampel 4.745 umat Lutheran Amerika Utara berusia 15–65 tahun, mendapati bahawa umat Lutheran adalah yang paling tidak berprasangka terhadap kaum Yahudi, bila diperbandingkan dengan kelompok-kelompok minoritas lainnya yang dipertimbangkan dalam pengamatan.[229] Hasil lainnya diperlihatkan oleh Profesor Richard (Dick) Geary, mantan Profesor Sejarah Modern di Universitas Nottingham, Inggris, dan penulis buku Hitler and Nazism (Routledge 1993), yang menerbitkan suatu artikel dalam majalah History Today berupa hasil penelitian atas tren pemilihan di Jerman Weimar antara tahun 1928 dan 1933. Berdasarkan penelitiannya, Geary mencatat bahawa Partai Nazi (NSDAP) mendapat perolehan suara yang lebih besar dengan proporsi tidak sebanding dari wilayah-wilayah Protestan daripada dari wilayah-wilayah Katolik di Jerman.[230] Jorg L. Spenkuch dan Philipp Tillmann, berdasarkan suatu pendekatan yang digunakan dalam penelitian mereka, memperkirakan bahawa rasio penganut Protestan dibanding Katolik di antara para pemilih NSDAP sekitar 8 banding 1, relatif terhadap rasio populasi yang hanya 2 banding 1.[231]

Rujukan

WikiPedia: Martin Luther http://christianity.about.com/od/lutherandenominat... http://www.artdaily.com/index.asp?int_new=26979&in... http://www.exclassics.com/foxe/foxe147.htm http://www.hymntime.com/tch/htm/f/l/u/flungtot.htm http://www.signaturetoursinternational.com/gp-3.ph... http://www.buergerstiftung-halle.de/bildung-im-vor... http://dispatch.opac.d-nb.de/DB=1.1/LNG=EN/CMD?ACT... http://www.luther.de/en/index.html http://digital.slub-dresden.de/id328043192 http://www.studia-instrumentorum.de/MUSEUM/zistern...